Sabtu, 28 Mei 2016

Sains dan Teknologi

Sains dan Teknologi di Indonesia

Seperti banyak negara berkembang lainnya, Indonesia belum dianggap sebagai negara yang terkemuka di dunia dalam perkembangan sains, dan teknologi. Namun, sepanjang sejarahnya, ada prestasi penting, dan kontribusi yang dibuat oleh Indonesia untuk sains, dan teknologi. Saat ini, Kementerian Penelitian dan Teknologi adalah badan resmi yang bertanggung jawab atas sains, dan pengembangan teknologi di negara ini. Pada tahun 2010, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana Rp. 1,9 triliun (sekitar $205 juta) atau kurang dari 1 persen dari total anggaran belanja negara untuk penelitian, dan pengembangan.

Sejarah

Hidup dalam budaya agraris, dan maritim, orang-orang di kepulauan Indonesia telah terkenal di beberapa teknologi tradisional, khususnya di bidangpertanian dan kelautan. Di bidang pertanian, misalnya, orang-orang di Indonesia, dan juga di banyak negara Asia Tenggara lainnya, terkenal dalam teknik budidaya padi yaitu teraseringSuku Bugis dan Suku Makassar adalah orang Pribumi-Nusantara di Indonesia yang juga dikenal dengan teknologi mereka dalam membuat kapal layar kayu yang disebut Pinisi.[2] Candi Borobudur dan candi lainnya juga mencatat penguasaan orang Indonesia dalam teknologi arsitektur, dan teknologi konstruksi.

Teknologi konstruksi

Ada beberapa perkembangan teknologi penting yang dibuat oleh Indonesia di era Indonesia modern (pasca kemerdekaan). Pada tahun 80-an seorang insinyur Indonesia asal BaliTjokorda Raka Sukawati menemukan teknik konstruksi jalan yang dinamai Teknik Sosrobahu, yang menjadi terkenal setelah itu, dan banyak digunakan oleh banyak negara. Teknologi ini telah diekspor ke FilipinaMalaysiaThailand dan Singapura dan pada tahun 1995, hak paten diberikan kepada Indonesia.

Teknologi kedirgantaraan

Dalam teknologi kedirgantaraan, Indonesia memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pesawat komuter militer, dan kecil; sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara untuk memproduksi, dan mengembangkan pesawat sendiri, juga memproduksi komponen pesawat untuk Boeingdan Airbus, dengan perusahaan pesawat milik negara bernama Industri Pesawat Terbang Nurtanio atau IPTN (didirikan pada 1976) yang sekarang bernama PT. Dirgantara Indonesia, yang, dengan perusahaan EADS CASA dari Spanyol mengembangkan pesawat CN-235, yang telah diekspor ke berbagai negara. Bacharuddin Jusuf Habibie yang juga mantan presiden Indonesia, memainkan peran penting dalam pencapaian ini. Saat aktif sebagai profesor di Jerman, Habibie melakukan banyak tugas penelitian, menghasilkan teori tentang termodinamikakonstruksi, dan aerodinamika, yang masing-masing dikenal sebagai Faktor HabibieTeorema Habibie, dan Metode Habibie.[4] Indonesia juga berharap untuk memproduksi pesawat tempur Korea Selatan KAI KF-X.
Wiweko Soepono, mantan direktur Garuda Indonesia, juga dikenal sebagai penemu desain kokpit modern dua-manusia ("Forward Facing Crew Cockpit" atau "FFCC") untuk pesawat Airbus A300 Garuda Indonesia.

Tokoh sains dan teknologi


Thanks for watching this blog,, 
semoga bermanfaat guys, :)




3 komentar: